Halaman

Friday, July 02, 2004

Imam Syahid

Merinding, kala aku membaca
dan bukan salah bulu kuduk ini berdiri
ngeri,
jangan, jangan salahkan ia.
Pula angin dingin
yang diam-diam merayapinya,
bukan, bukan ia.
Merinding kumerasakannya,
sejenak pula tergoda 'tuk membayangkan
apakah kelak aku
kan sehebat ia yang tak pernah mati dalam syahidnya,
Hasan al Banna,
hanya ia.

(2 Juli 2004, Pasar Senen)