Halaman

Saturday, April 15, 2006

Ujian Sekaligus Kenikmatan

Belakangan ini saya sering memikirkan sesuatu dan setiap kali sesuatu itu terlintas dalam pikiran saya, saya langsung bersyukur dan beristighfar karena seringkali lalai untuk mensyukuri apa yang telah Allah berikan kepada saya.

Sesuatu itu ada dalam kehidupan saya. Ketika saya akan menikah pada tahun 2004 lalu, sebelum saat itu tiba, ada beberapa cobaan cukup berat yang saya alami. Cobaan berat itu menimpa keluarga saya, tepat sekitar satu bulan sebelum saya mengenal suami saya (pada saat itu tentu saja "calon suami"). Pada waktu itu, saya berpikir mungkin untuk menikah, saya harus menunda saja dulu. Keadaan sepertinya belum memungkinkan. Tapi skenario Allah berjalan terus, dan saya memasuki tahap-tahap proses mencari pendamping hidup.

Saya tidak pernah sembarangan menerima seseorang yang berniat akan menikahi saya. Bila saya sudah siap, dan cara yang baik untuk memulai proses tersebut selalu saya perhatikan. Saya ingin segalanya sempurna, dari sudut pandang syariat agama tentu saja. Dan ketika akhirnya saya memberanikan untuk memulai sebuah proses, saya dihadapkan dengan orang-orang yang menguji keimanan saya. Malas juga sih menceritakannya, dan rasanya tidak perlu. Ya, sudahlah ... mungkin Allah memang ingin menguji kesiapan saya untuk menikah. Toh saya tidak dirugikan apapun, jadikan saja semua itu pengalaman saya. Walau rasa kesal tetap ada. Hehehe ... namanya juga manusia. Dengan lapang hati saya mengundurkan diri dari proses-proses tersebut, sebab sepertinya mereka butuh seseorang yang lebih cantik, lebih tinggi, lebih putih, lebih segalanya daripada saya. Ups ... keluar juga deh keselnya! (iseng mode on) Awalnya saya agak sulit menerima prinsip 'kriteria pasangan hidup' yang seperti itu. Memangnya mau cari model iklan? (hayo, vit, sabar ...) Tapi ternyata saya harus berpuas diri dengan penjelasan yang lebih masuk akal (daripada masuk emosi) dari suami saya. Tapi itu nanti saja ceritanya.

Ramadhan menjelang, dan saya berkonsentrasi untuk menjalankan Ramadhan pertama full di kantor. Mendekati sepuluh hari terakhir, Allah memberikan saya ujian lagi. Saya menjalani sebuah proses lagi, yang kali itu saya lakukan dengan setengah antusias setengah lagi tetap bersemangat. Prinsip saya, kita tidak akan pernah tahu apa yang sedang Allah persiapkan untuk hidup kita, jadi jalani saja dengan tenang. Dan ternyata, proses itu berjalan lancar (di luar dari dugaan saya sebelumnya), bahkan agak terlalu lancar, saya sampai heran sendiri dan tahu-tahu laki-laki itu sudah datang di rumah saya untuk meng-khitbah saya di hadapan ayah dan ibu. Wah, tampaknya serius nih ... Saya menjalani itu di kala hari-hari terakhir Ramadhan berlangsung. Dan Allah memberikan kado Ramadhan yang terindah kepada saya.

Tahun pertama pernikahan sudah saya lewati. Tentu saja muncul cobaan-cobaan yang lain lagi dalam kehidupan saya. Memulai segalanya dari bawah. Tapi saya menguatkan diri, sebab saya kan tidak sendirian sekarang. Dan saya tahu, kalau ingin bahagia, kita harus berusaha. Kadang saya memang melihat sedikit kesedihan dari raut wajah orang tua maupun keluarga saya yang lain. Mereka mungkin tidak menyangka saya akan melewati hari-hari saya seperti itu, karena biasanya kan saya tenang-tenang di rumah. Saya sendiri tidak pernah menganggap hal itu sesuatu yang mengganggu. Mereka saja yang tidak terbiasa. Pindah dari satu kontrakan, lalu ke kontrakan yang kedua, dan akhirnya menempati rumah sendiri di bilangan Bintaro. Subhanallah ... betapa Allah memudahkan kami berdua. Rasanya rezeki dan nikmat itu mengalir terus-menerus.

Tahun ini, Allah memberikan kami sebuah cobaan lagi. Tahu kan, beradaptasi di tempat yang baru adalah sebuah tantangan yang berat. Tapi kalau menguatkan tekad dan yakin, pasti selalu bisa dilewati. Santai aja, sepertinya saya menjadi lebih plegmatis lama-kelamaan.

Tahun ini, akan ada lagi yang kami berdua akan lewati. Dan ini menjadi 'hadiah' setahun pernikahan kami sepertinya. Mendapatkan kenikmatan yang besar, sekaligus cobaan yang juga besar, mungkin. Suami saya berkali-kali bertanya, "Siap nggak?" dan saya berkali-kali menjawab, "Kalau nggak siap, aku pasti udah bilang 'nggak' sejak awal." Dan memang begitu. Saya siap untuk melakukan apa saja yang terbaik dan untuk kemajuannya. Tentu saja. Saya kan mencintainya. (gombal mode on)

Begitulah. Hidup terus berjalan dengan skenario yang telah dituliskan Allah pada setiap garis hidup manusia. Mau tenang? Jalani saja dengan lapang hati dan terus berusaha meraih yang terbaik. Allah tidak akan memberikan sesuatu cobaan yang di luar kesanggupan kita. Bismillah ...


Makin penasarankah? Hehehe ...

6 comments:

Muhammad Rivai said...

Kalau kita melewati semuanya dengan mudah saja, nikmatnya malah nggak ada Mbak.

Coba kalau Mbak Vit proses menikah lancar-lancar saja, mungkin malah kepikiran, "Ih, nggak asyik... nggak ada tantangan..."

Saya baru 1 tahun menikah (Tahukan, 05052005) dan 26 Maret lalu dikaruniai putera (his name ? Muhammad Rivai Alifianto dengan panggilan : "Vavai"). Isteri saya hanya senyum simpul pas tahu nama itu, hihihi...

Soal pindah kontrakan, merasa banyak sekali yang kurang atau apapun jenisnya tentu tidak akan mengurangi keindahan berumah tangga.

Saat saya masih sendiri, saya sering mendengar bahwa kalau punya bayi kita mesti bergadang, tidur dengan mata terpejam sebelah :-P dan (laki-laki) harus menjadi suami siaga (sekarang dah jadi penggalang :-P) dan saya merasa, "It's too be difficult to me". Kalau tidur saya susyah dibangunkan (buka rhs niy), bagaimana nanti ?

Ternyata tangisan bayi dimalam hari yang membuat kita bergadang justru menjadi penguat hati. Menjadi penyegar jiwa dan raga.

Banyak yang berkata, "Aduh, anak laki-laki kan akikahnya 2 ekor, piye ?". Kalau saya malah bersyukur, "Akhirnya saya bisa kasih rezeki ke tukang Kambing, caelah..."

Sebelum isteri melahirkan, saya pusing kemana mencari tambahan untuk deposit dan jaga-jaga.

Ternyata Allah maha kaya dan maha besar, ada jalan yang mungkin belum pernah kita bayangkan.

Lha, ini kasih komentar apa bikin posting di blog Mbak Vit ??

Salam ya buat keluarga. Have a nice family.

DH Devita said...

duh, vai...curhat apa ngasi komentar niy? hehe...gpp kok.

tul, vai...kalo datar2 aja, idup gak kerasa idup. justru kesulitan2 yang dihadapi itu bikin kita jadi kuat.

kadang, ato sering ya, aku malah bangga kalo lagi dapet ujian. gak bermaksud 'ujub' siy...tapi jadi ngerasa 'diperhatiin' sama Allah...

Anonymous said...

You have an outstanding good and well structured site. I enjoyed browsing through it camp and vitamin a accutane side effects long term Reducing the gambling age Good paxil withdrawals Quanzhou fengze heli stationery co ltd Business health insurance plans wooden western potty chairs How to clean wood cabinets Strength training and running Accutane+hairloss Business opportunity fuller brush man Acne rosacea awareness

Anonymous said...

Enjoyed a lot! the money tree payday loans Humidifiers for cpap machines espresso coffee maker 1st for coffee cash advance savings Self employment tax and newspaper carriers cheap car rentals in the uk beathe coat of arms Fioricet pictures and info Bead motorcycle seat cover Hearing aid tax deduction Payday loan savings http://www.postpartum-hair-loss.info Faq space heaters Wellbutrin xl works instantly 401k plan tool

Anonymous said...

Very nice site! 1995 volvo 850 sedan

Anonymous said...

Best regards from NY! olympic games Combined operation surveillance system ship re evista swimsuit supermodels