Walaupun sambil berdiri, belum sarapan, setengah mengantuk dan badan sedikit demam, saya masih bisa menikmati alunan petikan gitar dan suara seadanya dari dua orang itu. Tidak jelek. Sebab yang saya nikmati adalah kemerduan suara mereka saat lagu-lagu penuh memori tersebut dinyanyikan.
Lagu-lagu yang mengingatkan saya pada masa-masa semangat itu rasanya membakar menyala-nyala. Saya rindu, rindu sekali....
lebat bunganya serta buahnya,
walaupun hidup seribu tahun,
kalau tak sembahyang apa gunanya
Saya baru menyadari betapa berharganya momen yang sedang berjalan walau terasa lambat, kadang membosankan, dan entah apalagi perasaan yang ditimbulkan olehnya. Yang jelas, ia tidak akan lagi pernah terulang.
No comments:
Post a Comment