Halaman

Saturday, April 25, 2009

Perubahan itu Pasti

Saya mengenal seseorang yang menurut saya sedang mengalami trauma terhadap beberapa hal dalam hidupnya. Ia kemudian jadi takut untuk memutuskan sesuatu, selalu gundah berkepanjangan, dan sulit untuk melangkahkan kakinya untuk beralih ke fase yang lebih maju dalam karirnya maupun kehidupan pribadinya. Dan saya mengamati bahwa sekian orang yang sudah menyemangatinya tak digubris atau bahkan ditanggapi dengan hanya tertawa saja.

Rasanya hampir setiap orang pernah mengalami semacam trauma, baik kecil maupun besar. Sebab perjalanan hidup manusia tidak selalu berjalan di jalanan yang mulus tanpa hambatan. Sungguh penting merasakan ujian-ujian yang Allah berikan, sebab itu adalah sarana untuk belajar dan memperbaiki diri. Jika lulus, maka bersyukurlah. Jika gagal, maka selalu ada kesempatan untuk mencobanya lagi, jika diri kita bersedia. Masalahnya, tidak setiap orang siap untuk mengalami kegagalan.

Contohnya adalah tentang pernikahan. Seseorang yang berasal dari keluarga yang kurang harmonis akan cenderung merasa takut untuk menjalani sebuah pernikahan. Takut gagal, seperti orang tua atau saudaranya yang lain yang mengalami kegagalan dalam pernikahan. Takut untuk merasakan sakit sebab sakit tidak pernah terasa enak. Untuk apa menambah rasa tak enak dalam hidup, mungkin begitu pikirnya.

Tetapi bukankah takdir setiap manusia itu berbeda-beda? Dan usaha keras serta panjatan doa akan menentukan arahnya? Dan Allah sungguh yang Maha Tahu yang paling tepat bagi hamba-hamba-Nya? Merasakan sakit berkali-kali atau gagal berkali-kali belum tentu akan membawa ujung yang tak enak pula? Selalu ada harapan untuk bisa mendapatkan yang baik, yang lebih baik, yang terbaik. Tetapi memang, tidak setiap orang pula siap untuk bersusah-payah menjalani aral melintang dalam kehidupannya.

Kadang saya sulit untuk menerima sebuah perubahan dalam hidup saya sendiri. Dulu, saya termasuk yang paling takut untuk menghadapi sesuatu tanpa persiapan matang terlebih dulu. Saya sebenarnya tidak terlalu suka kejutan, sebab kejutan itu bisa membahagiakan atau menyedihkan. Dan saya terbiasa mengenang masa lalu dengan penuh penghayatan, bahkan mengharapkan masa lalu itu terus hadir hingga sekarang. Sehingga tidak ada yang berubah, semua tetap menyenangkan.

Tentu saja hal tersebut tidak akan terjadi. Perubahan selalu akan ada, dan masa depan adalah misteri. Jika kita bisa berpikir positif, bukankah ‘misteri’ tersebut akan membantu kita untuk bersikap lebih kreatif dalam berusaha sehingga hasil yang diterima lebih optimal, dan akan menjadikan diri kita ‘siap tempur’ kapan saja. Sebab rintangan yang ringan ataupun berat sudah pasti ada dalam jalan hidup manusia. Menyadari bahwa ‘perubahan’ adalah sebuah ‘kewajaran’ tentunya akan menjadikan diri kita lebih dewasa dalam menyikapi sesuatu, tidak melulu menanggapinya dengan emosi semata.

Teman saya yang sangat saya sayangi itu hingga kini tampaknya masih terkukung dalam ketakutannya. Saya turut prihatin, namun selalu mendoakannya supaya bisa membuka mata lebih lebar dan meniupkan keberanian pada dirinya supaya mengambil kesempatan yang ada di hadapan mata. Sebab kesempatan tidak selalu mampir setiap hari. Dan dalam kesempatan yang mampir, tidak harus berakhir suka, bisa saja duka tetapi itulah hidup.

Jika saat ini kita sedang mengalami masa-masa sulit dan membekaskan trauma baru dalam diri, maka yakinlah bahwa suatu saat nanti keadaan itu akan berbalik, berubah menjadi lebih baik. Keyakinan adalah sesuatu yang tidak boleh hilang. Keyakinan bahwa Yang Maha Kuasa akan memberikan hamba-hamba-Nya perubahan untuk yang lebih baik jika kita sendiri tekun berusaha dan berdoa. Yakin saja. Sebab perubahan itu sebuah kepastian.

No comments: